Laman

Tuesday, April 12, 2016

Semogaku.

Aku ingin menjadi seorang yang kaya. Ini bukan tentang harta, tapi tentang waktu untuk ku luangkan dengan-Nya dan tentu saja denganmu. Aku ingin kamu bersedia menyisakan waktumu untuk dihabiskan denganku. Apakah ini sebuah bentuk keegoisan?

Aku ingin menjadi orang yang ikhlas. Dalam setiap perbuatan yang diniatkan untuk membantumu, entah yang dapat ku jalani dengan baik atau dengan tertatih. Percayakah kamu bahwa aku terus berlatih?

Aku ingin menjadi orang yang lembut, penuh kasih sayang. Bukan berteriak dan berkata seenaknya yang membuatku senang. Tapi godaan seringkali melemahkan.

Aku tak pernah berniat membuatmu sakit hati. Bagaimanalah perasaan melihat yang dicintai bersedih sepanjang hari?

Aku ingin terbiasa mengucapkan terimakasih, atas dedikasi yang tak pernah absen walau hanya sehari. Meski kadang tak sampai memenuhi ekspektasi, kamu telah berjuang setengah mati.

Pun dengan ucapan maaf. Atas segala dosa dan khilaf. Sedikitpun tak terbesit untuk menyakiti, ini hanyalah ujian kita yang suatu ketika akan berhenti karena mati.

Maaf.

Sunday, April 10, 2016

Ar-Rahman.

Sore ini berasa sedang terlibat percakapan dengan Allah. Ketika semua rasa lelah tercurah pada-Nya. Ketika semua sesak tersampaikan membasahi sajadah. Ketika isak berpeluh rindu memenuhi dada.
Ketika perlahan mulai lega dan belajar mengikhlaskan serta berniat menyimak kalam-Nya, Allah pun menjawab segala sesak. Surat yg pertama terbuka cukup berhasil mengingatkan untuk kembali mendekat.
Ar Rahman…
Maha Pengasih.
Maka nikmat Tuhanmu yang mana kah yang engkau dustakan ?
Ketika Dia mengingatkanmu untuk kembali pada-Nya, dengan cara-cara yang mengesankan ? Dengan skenario yang sungguh sangat romantis dari apapun ?
Maka, air mata yang membasahi sajadahmu tadi, jadikanlah ia air mata syukur. Jadikanlah ia awal kesabaran dan keikhlasan.
Bahwa Allah langsung menjawab segala resah, bahwa Dia memang sungguh tak suka ketika aku mengeluh.
Mohon ampun Ya Rabb, semoga Engkau memperkenankan hati ini selalu menuju padamu dengan sebaik-baik prasangka. Semoga Engkau memperkenankan diri ini selalu istiqomah mengarungi jalan kebaikan. Semoga Engkau senantiasa berkenan memilihku Ya Rabb, dan memasukkanku pada golongan orang-orang yang beruntung, orang-orang yang ikhlas, orang-orang yang senantiasa bersyukur, serta golongan orang-orang yang Kau janjikan surga.

Friday, April 8, 2016

Menarik sekali memikirkan rencana Allah tentang kita. Pernahkah satu waktu dalam hidupmu kamu bertanya-tanya. Mengapa kita harus bertemu. Mengapa kita tidak sengaja berpapasan. Hingga entah siapa yang pertama kali menyapa.

Bila pertemuan kita mengandung rahasia. Maka, rahasia seperti apakah kiranya yang Dia sembunyikan?

Karena darimu aku belajar banyak tentang kehidupan dengan agama. Kamu mematahkan keraguan-keraguanku. Setiap kali bertemu aku hanya diam saja mendengarkanmu. Lalu, aku mengiyakannya. 

Menarik sekali kiranya bila aku tahu. Apakah gerangan yang hendak Allah sampaikan. Apabila Dia mengirimmu hanya untuk membuatku jatuh cinta, aku rasa aku tidak memerlukan semua ini. Bila Allah hanya mengirimmu untuk duniaku, aku tidak membutuhkannya. Aku hanya bertanya-tanya, kiranya apa yang akan terjadi bila hingga hari ini kita tidak pernah bertemu. Bila kita tidak pernah berpapasan dan tidak pernah ada sapa. Dan kita tidak pernah saling mengenal.

Apakah kiranya Allah akan tetap mempertemukan kita?