Laman

Thursday, January 24, 2013

Mana Mungkin Aku Setia… (B.J. Habibie for Ainun Habibie)


Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.

“Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.” 

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, Selamat jalan, calon bidadari surgaku….

Semua dipertemukan ~


Kring…Kring… Hp berbunyi, hmm rasanya malas sekali untuk ngangkat telepon dan akhirnya hp berbunyi pun saya abaikan karena keadaan saya sedang mengantuk . saat bangun ternyata sudah siang rupanya :D tau ga sih jam berapa ? jam 08.30 :D seperti biasanya setelah bangun itu, saya bergegas untuk melihat hp . waaaw, ternyata tadi itu sms dan telepon dari hajar semua . berbarengan dengan itu, saya bergegas sms hajar dan katanya ketemu di foodcourt IP jam 11 .

Yayaya Alhamdulillah nyampe juga di statsiun bandung, di stasiun bandung itu saya sempat bertemu dengan teman SMA saya Febi febrian . nyampe di IP, ternyata saya itu orang pertama yang dateng di antara hajar tryana fatimah . tapi gak lama kemudian muncul fatimah, hajar dan yang terakhir tryana :D alhamdulillah bisa ketemu sahabat-sahabat lama lagi setelah sekian lamanya tidak bertemu (lebaynya), rasanya kangen banget banget banget deh dan saya berharap hari ini tuh bisa berkesan bersama kalian :)

Awal ketemu, pastilah membicarakan gimana kuliahnya masing-masing . memang benar, kuliah itu jauh sangat berbeda dengan SMA, tugasnya, gurunya, orang-orangnya, jam pelajarannya maupun cara belajarnya . Kuliah itu lebih berat dari segala halnya, karena itu SMA disebut dengan masa-masa yang sangat indah :)
Setelah sekian lama ngobrol-ngobrol, kita beranjak ke BIP karena jadwal kita hari ini itu shalat, foto, makan dan di BIP itu tempatnya sangat strategis jika dibarengkan jadwal kita ini . berbarengan dengan itu, saya sama indri itu smsan katanya ade saya ini lagi di mushola BIP tapi pada saat saya di mushola BIP saya gak ketemu sama ade, katanya pasilingsingan :D selesai shalat, jadwalnya itu foto . tau gak, kita berempat itu bolak balik lantai 4 > 2 > 3 > 4 cuman mau foto doang, akhirnya mah gak jadi foto karena semua tempat foto itu penuh :’D

Wednesday, January 16, 2013

Kesulitan >> Kemudahan

Percayalah pada janji Allah. dikala harus melewati kesulitan.

Semuanya sudah termaktub dalam lembaran ayat suci-Nya. Bacalah surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6).

Tentu ayat di atas sudah tak asing lagi bagi kita. Kita seringkali mendengar ayat ini, namun kadang hati kita masih saja lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul. 

Percayalah...

“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

‘Abdullah bin Mas’ud RA pernah berkata, “Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya..."