Laman

Thursday, April 16, 2015

Muhasabah Cinta

Aku tahu, kau tidak setegar Rasulullah Saw.
Namun, setidaknya kau selalu berusaha tegar saat masalah demi masalah menimpa kita.

Aku tahu, kau belum seberani dan sekuat Umar.
Namun, caramu menghadapi masalah itu menjadikanku yakin bahwa engkau mampu menyelesaikannya.

Aku tahu, kau mungkin tak sesabar Ibrahim.
Namun, aku menilai bahwa tangismu adalah anugerah dalam mencapai keberhasilan kita.

Aku tahu, kau tak serupa Yusuf.
Namun, aku lebih tergugah oleh santun katamu, tingkah lakumu, dan caramu menerimaku apa adanya. Itulah yg menjadikanmu rupawan.

Semoga hadirmu dalam hidupku mampu menjadikanku sebagai bidadari bagimu di dunia dan di surgamu nanti.

Siapakah dia? RAHASIA-Nya.

@luzeonart

Wednesday, April 1, 2015

Maka, Menulislah!

Menulis. Memang bukan pekerjaan ringan. Saat mulai menulis, biarkanlah otak kanan yang bekerja. Menulis apapun yang kita pikirkan, kita rasakan. Tak perlu pemikiran panjang. Keluarkan saja semuanya, begitu kata Jonriah Ukur yang akrab disapa Jonru, pendiri Sekolah Menulis Online. Baru jika sudah mantap dan merasa lega karena telah berhasil mencurahkan segala pikiran dan perasaan, gunakan otak kiri untuk menyortir isi tulisan tersebut. Bagian mana yang harus diperbaiki, ditambahi, atau bahkan dibuang, sehingga karya menjadi lebih baik. Teorinya memang sesederhana itu.

Namun teori tak selalu sama dengan prakteknya. Begitu pula yang terjadi pada saya. Saya yang mengaku suka menulis sudah menerapkan teori itu untuk menyelesaikan tulisan-tulisan saya. Nyatanya tetap butuh waktu yang panjang untuk menyelesaikan.

Saya memang suka menulis. Walaupun belum pernah menghasilkan output yang berarti, sering stuck pada satu titik yang akhirnya membuatku blank, tapi saya tetap suka menulis. Bagi saya, menulis adalah kebutuhan. Menulis adalah melihat, memperhatikan, dan mengabadikannya dalam bentuk tulisan. Media penyalur emosi dan aktualisasi diri paling mujarab.