Selamat
pagi, mentari yang masih nampak sembunyi di balik peraduannya. Awan kelabu
perlahan bergerak menuju tempatmu.
Akankah
dia mengusikmu?
Akankah
dia menghampiri untuk sekadar mengucapkan selamat pagi pula untukmu?
Akankah
dia membangunkanmu agar secepatnya kau memberikan cahaya kehidupan bagi dunia?
Mentari…
Sebelum
aku bertemu denganmu pagi ini,
Aku
sudah lebih dulu menemuinya.
Dia
datang ke mimpiku semalam.
Entah
gerangan apa dia bisa hadir.
Apakah
aku memikirkannya?
Ataukah
sebaliknya?
Ah,
mungkin untuk poin kedua itu mustahil….
Mungkin
karena aku memang memikirkannya.
Lebih
tepatnya aku kepikiran. Kepikiran tentang dia.
Malam
itu entahlah bagaimana kronologinya
yang jelas aku kurang ingat. Yang kuingat hanya ada dia di mimpiku. Hanya itu.
Dia. Dia yang membuatku kepikiran sampai saat ini. Detik ini.
Andaikan
dalam mimpi itu aku temui kebahagiaan bersamamu, aku memilih untuk bangun.
Bertindak, berusaha, dan ikhtiyar semoga bukan hanya mimpi saja, harus bisa
terwujud.
Mentari,
kini kau telah datang. Dan sepertinya awan kelabu pun bersedia untuk dikalahkan
oleh sinarmu.
Selamat
pagi, Kamu.