Setiap dari kita pernah mengalami kecewa tiba-tiba.
Barangkali ucapan seseorang yang menyinggung diri kita, tidak diresponsnya
harapan kita, atau seseorang yang tiba-tiba menjauh. Beberapa hal itu membuat
kita merasakan kecewa yang tiba-tiba.
Kalau kita tidak kendalikan, kita bisa sampai pada
membenci dengan tiba-tiba pula. Memang emosi seperti itu kadang tanpa disadari
muncul di diri kita. Apalagi di tengah maraknya penggunaan media sosial.
Meskipun tidak berhadapan langsung dengan seseorang atau beberapa orang, kita
bisa dengan mudah untuk menjustifikasi.
Misalnya, kenapa obrolan kita tidak dibalas. Di
kepala kita, sudah pasti banyak prasangka jika kita tidak menanyakan langsung
kepada yang bersangkutan. Setiap orang punya cara masing-masing untuk meredam
rasa kecewa yang muncul tiba-tiba itu. Ada yang mengira dirinya mengatakan
suatu kesalahan, ada pula yang bisa menyalahkan orang lain yang tidak membalas
pesan yang ia kirim.
Secara psikologis, kepribadian setiap orang
berbeda-beda. Dan itu adalah suatu keniscayaan. Begitu pula respons diri pada
kekecewaan. Ada yang dengan tenang menghadapinya, ada pula yang dengan emosi
yang meledak-ledak, bahkan kesedihan yang mendalam.
Yang pasti, kita tidak bisa membuat semua keinginan
kita terpenuhi. Dunia bukanlah surga. Dunia adalah misteri yang selalu
mengejutkan. Setiap saat hati kita digempur habis-habisan oleh faktor dari
luar. Untuk itu, tidak ada cara lain, kita mesti selalu siap. Membiasakan diri
untuk menghadapi kekecewaan adalah kemampuan hidup yang harus terus diasah. Di
masa depan, ada lebih banyak hal-hal yang bisa membuat kita kecewaan, bisa jadi
lebih dahsyat.
Maka, tidak ada cara lain. Hadapi dengan tenang dan
selalu tersenyum.