Laman

Saturday, December 10, 2016

Percaya.

Seiring dengan rintikan hujan yang tak kunjung hilang, detak jarum detik selalu setia memberi nada pada malam yang terlalu sepi. Saat itu, hatimu selalu merasa sakit dengan luapan ego yang tak terkendali, malam selalu membisu meski sujud telah menenangkan hujan pada dirimu.

Aku (mencoba) percaya bahwa akan ada keajaiban dalam menjajaki lorong waktu ini, akan ada cahaya-Nya yang senantiasa menemani langkah kecilmu, akan ada desiran angin yang membawa pergi semua hujanmu, hingga pelangi menerbitkan garis warna untukmu.

Percaya tidak seringan mengedipkan kedua matamu, tidak semudah menarik garis senyum pada wajahmu. Perkara percaya lebih berat dibanding aku harus berlari mengejarmu. Percaya bukan tentang aku menunggumu, percaya ialah tentang bagaimana aku meneguhkan, mengokohkan diri yang terlampau lemah kepada yang MahaKuat