Aku terbangun dengan kemampuanku untuk terus berdiri, mencoba sedikit berjalan dan kemudian memulai ancang-ancang untuk segera berlari. Aku sekedar berdiri agar tampak lebih mampu menggapai dan menunjukkan jika aku tak selamanya duduk atau bahkan terbaring. Aku berjalan biar terlihat sedikit ada perubahan untuk segera bergegas. Dan aku berlari agar aku bisa menunjukkan jika aku mampu. Aku berusaha berdiri agar aku menjadi lebih baik, aku berjalan untuk mencari jalan dan arah yang benar, aku mencari tujuan layaknya aku seperti hidup dalam kerumunan dunia ini dan aku berlari untuk mengejar dia yang lebih dahulu. Berusaha dan terus berusaha seperti aku mampu berdiri, berjalan dan berlari.
Namun, aku pun punya rasa lelah, rasa letih
dan akhirnya aku akan terdiam lagi, terdiam ketika maksudku tak pernah dianggap
ada. Ketika yang ku lakukan selalu dipandang dengan sebalah mata, dan aku
bertemu titik dimana aku harus menyerah untuk sebuah keadaan yang tidak bisa
dipaksakan. Ya, aku berdiam agar aku bisa dimengerti atau aku harus berusaha
lebih keras lagi agar aku bisa sedikit dihargai.
Yang aku tau hanyalah keramahan di depanku, senyuman manis yang terekam oleh lensa mata dan sapaan halus yang tersimpan oleh memori kecilku. Aku tak bisa memastikan segala hal yang terlalui dibelakangku.
Ku rasa berbeda dengan aku, berusaha untuk
memberikan bunga terindah disetiap pasang mata yang sejuk, berbagi dan
bercerita tentang gurau yang selalu menyelimuti pada setiap telinga yang peka
untuk didengar dan aku berkompetisi untuk slalu membanggakan hal unik yang
tercipta disetiap cerita. Semua berbanding terbalik dengan yang telah ada,
manusia menuntut untuk dihargai oleh setiap yang memiliki cerita.
Aku akan berbagi, aku akan terus bercerita, aku
akan terus berdiri kemudian berjalan dan berlari.