Namanya Hani'atul Fauziah . teteh yang
satu ini hidupnya penuh dengan semangat . Orangnya kalem, tapi kalem-kalem
ketawanya ngakak . dengar cerita dari teteh2nya, Sumber masalahnya adalah ada
beberapa orang di kelas mereka, yang ternyata berbakat jadi comedian . Tiada
hari tanpa ketawa . Dulu waktu semester satu, pertama masuk kelas . Melihat
tampilan teman-teman sekelas, mereka kira mereka itu orangnya kaku semua,
serius, dan dewasa (image-image mahasiswa di tipi-tipi) . Ternyata oh ternyata,
anak Teka kalah semua (lho).
Fokus! Fokus!
Ini mau review buku ato review teman2
kuliah teteh etoser sih ? Hehe . Maaf,
maaf.
Ceritanya lembaga yang mengadakan
beasiswa untuk teh Hani ini menyelenggarakan sebuah event besar, event nasional
yang diikuti oleh anak-anak SMA . Didalam event tersebut, mereka me-
launchingkan sebuah buku berjudul "Toga di Tepi Jendela" hasil karya
tulis dari para etoser itu sendiri . Waktu saya dengar judulnya, aneh . Toga?
Ternyata toga itu adalah topi berbentuk bujur sangkar yang dipakai untuk wisuda
. Saya suka banget sama cover depan buku ini . Ada sebuah gambar jendela yang
ditepinya terdapat gambar topi petani, dan ditepi berseberangan lainnya
bergambar toga . Tiga inti gambar tersebut sudah mewakili isi buku tersebut
yaitu sebuah pilihan apakah ingin menjadi seseorang akademisi di perguruan
tinggi atau "petani" dalam arti luas . Dalam hal ini bisa berarti
pekerjaan apa saja yang mungkin dilakukan oleh anak SMA yang tidak melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi .
Pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah cara untuk
melepaskan bangsa kita dari lingkaran kemiskinan . Kenapa negara yang maju
sistem pendidikannya pasti bagus? Karena kedua hal itu berkaitan . Pendidikan
membuat orang menjadi lebih pandai, kreatif dalam berinovasi, berpikir, dan
mengajarinya peka terhadap lingkungan di sekitarnya . Tentunya diimbangi dengan
moral yang baik juga . Seberapa bagus pun sistem pendidikan suatu negara bila
moralnya jelek ya tetap BAD . Bagaimana dengan Indonesia? Sistem pendidikan di
Indonesia sudah lumayan bagus, tapi biayanya yang masih mahal . Sedangkan
banyak anak-anak berbakat di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan
setinggi-tingginya malah gigit jari karena terhalang biaya kuliah . Mayoritas
anak-anak miskin jadi melupakan cita-cita masa kecilnya dan lebih beralih
kepada masalah "bagaimana bertahan hidup sekarang dengan bekerja apa aja
yang penting halal untuk membantu keluarga daripada pusing-pusing mikirin
kuliah yang cuma ada dalam mimpi" . Dan Indonesia pun kehilangan mayoritas
generasi masa depan berbakat yang berpeluang memajukan negara ini . Tapi
untungnya gak semuanya seperti itu . Masih ada anak-anak luar biasa yang punya
semangat empat-lima, bertempur sampai titik darah penghabisan . Hilang satu
kesempatan untuk sekolah, mereka cari lagi peluang lain tanpa putus asa demi
mencapai cita-cita .
Inilah isi buku tersebut .
Cerita-cerita mengharukan dari teman-teman kita yang hampir putus sekolah
karena masalah biaya . Tapi karena
ketekadan mereka yang luar biasa, maka jadilah mereka sekarang seorang
akademisi berprestasi dalam bidangnya masing-masing . Bersyukurlah orang-orang
yang punya tekad sekuat baja, sehingga jalan mereka dalam menempuh pendidikan
di lancarkan oleh Allah SWT . Salah satu penulis bestseller favorit saya,
Andrea Hirata berasal dari keluarga miskin di pulau Belitong . Tapi itu tidak
menggoyahkan semangatnya untuk sekolah, malah impiannya untuk sekolah ke
Sorbonne, Paris tercapai . Dan dia menjadi salah satu orang yang menurut saya
berpengaruh di Indonesia. Bukunya membuka mata hati semua orang akan pendidikan
di negara ini .
Jangan takut bermimpi.
Karena mimpi adalah sumber api
semangat hidup kita.
Buat teman-teman yang sedang baca
tulisan ini langsung cari bukunya yaa . Biar kita semua sama-sama terinspirasi
dengan cerita-cerita mereka . Semoga dengan ini juga pemerintah makin fokus
terhadap masalah pendidikan di Indonesia .
Pesan dari Nabi Muhammad :
"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"