Laman

Monday, September 29, 2014

Saat Takdir Sulit Dipahami dan Dimengerti

Takdir itu adalah Ketentuan-Nya.

Tidak jarang kita terlibat perdebatan yang tak berujung perihal kepercayaan tentang takdir. 

Tidak semua yang saya inginkan bisa saya peroleh, tidak semua ujung dari usahsaya seperti yang saya rencanakan dari awal, bahwa ketika saya merangkai hidup 1+1 dan 2 yang diharapkan terjadi namun tidak selamannya begitu, karena pada akhirnya takdir Allah yang akan terjadi, meski kadang takdir tidak mampu saya pahami, iya ketika takdir tidak lagi mampu saya pahami, maka apa yang harus saya lsayakan?

Masih terngiang ditelinga tentang kalimat “Man propose, Allah dispose” bahwa hidup adalah rangkaian ikhtiar demi ikhtiar dan ujung dari ikhtiar ini bukan manusia yang menyelesaikan, manusia berikthiar Allah yang akan menyelesaikan, yang berawal dari sebuah niat, niat yang mulia maupun tidak mulia maka akan selalu ada dua kemungkinan yang terjadi diujung ikhtiar yaitu apakah hasil yang akan terjadi itu sesuai dengan rencana saya atau sebaliknya, inilah ruang kuasa Allah, iya ada ruang yang mesti saya sadari, ruang di mana setiap ikhitiar tak dapat saya ketahui ujungnya, ruang yang benar – benar sangat gelap bagi saya.

Dan betul bahwa saya hanya hamba, apa yang terjadi pada seorang hamba tidak luput dari kehendak Allah, yang perlu saya pahami didalam setiap kehendak Allah bernama takdir adalah bukan hanya Allah menunjukan betapa maha berkehendaknya DIA, tapi juga betapa Allah mengetahui segala galanya, bahkan yang menurut saya gelap dan misteri, Allah mengetahui itu, yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi semua dalam genggaman Allah, untuk itulah Allah memilihkan takdir terbaik karena DIA bukan hanya berkendak tapi maha tahu, sedang saya? Saya adalah milik Allah dan setiap pemilik akan memelihara apa yang dimilikinya dengan kasih sayang artinya apapun itu, iya apapun yang terjadi saat ini karena Allah menyayangi saya, mungkin saat ini terlihat seperti luka yang perih menyayat hati namun tahukah saya bahwa esok ini akan menjadi sesuatu yang saya syukuri, sesuatu yang akan mendekatkan diriku kepada Allah.


Ketika semua tidak seperti yang saya inginkan, sedih pasti, kecewa apalagi  dan akan menjadi kekeliruan yang fatal ketika saya salah menyikapi, haruskah saya marah dengan Allah yang telah memutuskan ini terjadi? satu hal yang harus di ingat “boleh jadi engkau menyukai sesuatu tapi itu belum tentu baik menurut Allah, dan boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi itu belum tentu buruk menurut Allah”.

Hidup memang hitam putih, berliku dan kadang harus memasuki lorong gelap sendiri, namun semua karena kasih sayang Allah, bukankah Allah tidak pernah membiarkan saya sendiri melalui semua ini, janji Allah untuk bersama orang orang yang sabar itu pasti dipenuhiNYA, Allah tidak pernah ingkar janji, jadi Jangan berprasangka buruk kepada Allah bahwa luka ini terjadi karena Allah tidak sayang saya.

Dan teruslah penuhi hidup dengan berbaik sangka kepada Allah, jangan ada ruang sekecil apapun dalam diri ini untuk berburuk sangka padaNYA, dapat menemui kehendak-NYA sejalan dengan prasangksaya kepadaNYA. Percaya deh, dengan berbaik sangka kepada Allah akan merubah musibah menjadi anugrah, kesedihan menjadi kegembiraan. Karena Allah mengikuti prasangka hambaNYA. Ujian, kehilangan, luka yang terjadi akan berubah dalam sesaat menjadi kekuatan hidup yang makin membuatku lebih bijaksana dan tenang.

Ketika takdir Allah tak dapat dipahami, maka kembalikanlah kepada-NYA, sebab memang ada ruang gelap yang dengan ilmu saya akan sulit saya pahami, namun tak sulit untuk direnungi. Diruang inilah tempat saya menyandarkan segala pengharapan saya. Diruang inilah energi tawakal saya letakan, kepasrahan saya labuhkan. Akhirnya, sayapun akan mengerti takdir Allah adalah cintaNYA kepada saya…

Terkadang sulit dimengerti namun ini suatu keharusan. Sebuah kemasan yang disebut takdir membawsaya untuk berjalan mengikuti arah yang telah tercipta. Nyaman? tentu, selama ingat kepada Yang Maha Kuasa. Sulit menerima namun begitu sulit untuk menentang.

“Allah menghapuskan apa yang DIA kehendaki dan menetapkan apa yang DIA kehendaki”