Laman

Sunday, April 20, 2014

Move On, Perpindahan dan Ikan Salmon


Tulisan ini terinspirasi dengan Film “Manusia Setengah Salmon-Raditya Dika”

Move on itu seperti perpindahan karena tak pernah memandang seberapa lama dan seberapa betah kita dengan sesuatu yang sebelumnya, dan tak pernah peduli seberapa besar keinginan kita untuk memulai dengan sesuatu yang baru. Tapi itu harus terjadi, karena tanpa perpindahan hidup ini akan tetap 'jalan ditempat' dan tidak akan 'maju'.

Hidup kita penuh dengan perpindahan. Berpindah tempat, berpindah usia, berpindah hati, berpindah apa saja. Selama kita masih mengendarai roda takdir, dan menggelinding dalam semesta yang Allah ciptakan. Selama itu pula kita akan terus berpindah.

Berpindah bukan berarti harus pindah dari satu orang ke orang lainnya, tapi juga bisa diartikan berpindah dari satu perasaan ke perasaan lainnya. Perasaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu, tak perduli dengan siapa kita bersanding saat itu.

Berpindah butuh waktu. Berpindah butuh tempat. Kapanpun, Dimanapun. Kita, manusia, sebagai bidak di atas papan catur yang takdir permainkan. Petak-petak itu ibarat tempatnya. Kita, manusia yang mengisi petak-petak itu dengan kenangan, bersama manusia lain tentunya. Semuanya terbingkai. Senyum, tangis, tawa. Dibingkai lalu ditempelkan di dinding-dinding kamar, juga di dinding-dinding hati. Buku album tebal tentang kenangan. Menunggu untuk dibuka kembali. Menanti waktu yang tepat untuk dikenang lagi.
Manusia itu makhluk kenangan. Entah dengan apa manusia berpijak, selain kenangan yang ditumpuk-tumpuk menjadi setapak jalan. Setapak jalan yang mengarah ke arah yang sama. Masa depan. Setapak jalan yang bernama garis takdir dan setiap manusia pasti memilikinya. Seperti garis sumbu dari suatu kartesius, koridor-koridor itu terkadang saling bersingungan. Saling mendekat, bertemu, tetapi berpotongan lalu saling menjauh. Terkadang, garis-garis itu tak pernah bersingungan sama sekali. Entahlah, semua punya persamaan matematikanya sendiri. Semua punya kurva kehidupan masing-masing.

Setiap manusia pasti mengalami fase perpindahan dalam hidupnya. Ini adalah takdir setiap manusia untuk menjalani hidupnya. Hukum alam selalu berlaku, siapa yang bertahan dan kuat dia pemenangnya karena perjuangan untuk pindah adalah perjuangan untuk melupakan.

Memang, hidup itu penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalo perpindahan diidentikan dengan kepergian, kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berpikir kepergian adalah perpisahan, sehingga merasa sedih melepas hal-hal yang diakrabi, hal-hal yang selama ini membuat kita senang dan nyaman. Akhirnya, melakukan perpindahan ke tempat yang baru membuat kita dihantui rasa cemas. Padahal untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati ditengah jalan demi mendapatkan apa yang diingikannya.

Saya selalu mengingat kata-kata “What is truly yours would eventually be yours”. Kata-kata tersebut membuat saya berpikir: Jika dia memiliki sesuatu/seseorang yang memang sudah ditakdirkan menjadi milik dia, sampai kapanpun akan menjadi milik dia atau sesuatu yang berasal pada suatu tempat, pada akhirnya akan kembali ketempat asalnya lagi

Seperti ikan salmon yang berasal dari sungai, meskipun mereka berpindah menyusuri berbagai perairan pada akhirnya akan kembali ke sungai. Kemudian untuk dua orang yang memang berjodoh, sejauh dan selama apapun mereka dipisahkan, pada akhirnya mereka akan dipertemukan kembali, sama seperti Adam dan Hawa yang dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh dan waktu yang sangat lama, pada akhirnya mereka akan dipertemukan kembali. Begitu pun dengan kita (makhluk hidup) yang berawal diciptakan oleh Alloh, pada akhirnya akan dipulangkan kembali kepada-Nya.

Untuk mendapatkan sesuatu, kita harus melepaskan sebagian. Untuk membuat kenangan yang baru, kita harus melupakan yang telah lalu. Berhentilah menimbun kenangan, yang memperlambatmu berjalan. Runtuhkanlah. Bangunlah jalan untukmu dan mulailah berjalan. 

Perpindahan memang tidak selamanya menyenangkan, tidak selamanya indah dan menjadi solusi. Tapi dengan perpindahan kita dapat menjadikan tempat kita berlabuh untuk berpijak yang lebih baik dari tempat sebelumnya. 

Maka harus berani pindah!